Senin, 24 November 2008

Pemerintah Inggris Hadapi Krisis, Pinjam Miliaran Dolar

Menteri Keuangan Inggris, Alistair Darling, memutuskan pemotongan Pajak Pertambahan Nilai, atau PPN, sebagai upaya untuk mengatasi dampak resesi global. Namun pada saat bersamaan pemerintah Inggris akan meminjam miliaran dolar yang merupakan pinjaman terbesar sejauh ini.

Alastair Darling mengatakan paket stimulus ekonomi yang ditempuh itu bernilai sekitar US$ 30 miliar dolar. Dan elemen kunci dari paket tersebut adalah pemotongan PPN secara sementara dari 17,5% menjadi 15%.

Darling mengatakan pemotongan PPN langsung berlaku pada hari pengumuman dan akan mencapai puncak pada masa belanja Natal dengan daya beli masyarakat yang makin meningkat.

Namun, tahun depan pinjaman pemerintah Inggris akan naik menjadi 8% dari GDP dan akan ditempuh kenaikan pajak bagi mereka yang berpenghasilan tinggi.

Beban Masa Depan

Kubu oposisi, Partai Konservatif, mengatakan paket stimulus ekonomi ini akan menyebabkan kenaikan pajak secara besar-besaran di masa mendatang.

George Osborne –yang merupakan jurubicara keuangan Partai Konservatif– menuduh Darling membawa Inggris ke tingkat kebangkrutan dengan meningkatkan hutang nasional, yang tahun depan diperkirakan akan mencapai £ 118 milyar.

Sedangkan jurubicara keuangan Partai Liberal Demokrat, Vince Cable, mengatakan pemotongan PPN tidak cukup untuk meningkatkan tingkat pembelian masyarakat.

“Akan lebih baik kalau dana langsung diserahkan ke kantung para pekerja dengan upah rendah melalui pemotongan pajak pendapatan mereka,” tuturnya.

Bagaimanapun Darling menegaskan kebijakan pemerintah ini amat diperlukan dan keseimbangan anggaran bisa dicapai kembali Tahun 2015 atau 2016.

“Jika kita melakukan apapun maka kita akan menghadapi resesi yang lebih dalam dan lebih lama, yang akan menimbulkan kerugian bagi negara di masa depan,” kata Darling kepada anggota parlemen.

Dalam kebijakan lainnya, Darling mempercepat pemberlakuan rencana peningkatan tunjangan anak dan langkah-langkah lain dalam membantu usaha kecil yang dihantam krisis kredit.

“Kami sekarang perlu tindakan untuk mendorong aktivitas ekonomi … untuk membantu kami secepatnya keluar dari kesulitan,” kata Darling kepada para pembuat undang-undang (anggota DPR) dalam laporan pra-anggarannya, demikian AFP. (Sumber: BBC, Antara)

Di Sadur Dari hizbut-tahrir.or.id

Tidak ada komentar: